Membangun Karakter Para Pendidik

Anonim 14.59

LECES - Ketika berbicara tentang karakter, maka erat hubungannya dengan peserta didik. Peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah membutuhkan bimbingan karakter yang kuat agar nantinya kelak pada saat terjun di masyarakat mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar namun kokoh pada pendirian dan prinsipnya. Tapi, ini adalah pembahasan yang terlalu umum.

Pernahkah kita memperbincangkan tentang membangun karakter pada pendidik, bukan peserta didik. Padahal pendidik pun juga perlu dibangun karakter yang kuat. Jangan heran jika ada pemberitaan para pendidik yang berbuat nista kepada siswanya. Bukan hal yang tabu lagi ketika ada pendidik yang melakukan kekerasan kepada muridnya. Ini karena kurangnya sosialisasi dan pelatihan tentang pembangunan karakter para pendidik.

Sobat, sejatinya belajar itu tidak pada saat muda saja. Rasulullah pun bersabda : "tuntutlah ilmu mulai dari buaian hingga liang lahat." Kewajiban menuntut ilmu bukan hanya sekedar membaca dan menulis saja, melainkan melatih diri untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Menghilangkan kebiasaan buruk, dan menyesali perbuatan negatif yang dilakukan agar tidak mengulanginya di kemudian hari bukan hanya disebut taubatan nashuha melainkan juga termasuk pembangunan karakter.

Pendidik yang memiliki profesionalisme tinggi tidak akan tinggal diam melihat siswa-siswinya berkleleran di depan kelas. Pendidik yang punya karakter kuat akan merasa malu jika ada waktunya jam mengajar justru duduk santai di kantor guru. Pendidikan yang "taubatan nashuha" bisa dipastikan akan memberikan apa pun yang peserta didik mau asalkan mereka sukses dikemudian hari. Inilah yang dimaksud dengan membangun karakter peserta didik.

Tidak ada lagi alasan. Masih inget pepatah tentang : "guru kencing berdiri, murid kencing berlari"? Maksudnya adalah apa pun yang kita lakukan sebagai seorang pendidik, secara tidak langsung akan menular kepada peserta didiknya. Jika pendidiknya saja malas untuk membaca, begitu pun dengan muridnya. Jika pendidiknya malas untuk mengajar, begitu pun dengan muridnya. Sehingga benar apa kata Master Education of Muslim Muhammad Naquib Al-Attas : "pendidikan yang baik ketika timbul keikhlasan antara pendidik dan peserta didik." Yaitu, pendidik ikhlas dan paham perannya sebagai seorang pendidik untuk memberikan ilmu dan melakukan segala tanggungjawab yang diembannya. Selain itu, peserta didik pun juga ikhlas dan paham perannya sebagai seorang peserta didik dan tahu bahwa ia membutuhkan banyak ilmu sebagai salah satu tanggungjawabnya sebagai seorang peserta didik.

Penulis : Luqman Abdurrahman Shaleh
Status : Guru PAI SMPN 1 Leces

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »